1

Sunday, September 6, 2015

Duka Penumpang Busway Transjakarta


Antrian padat namun relatif tertib penumpang Busway  Transjakarta tujuan Kalideres yang sedang perlahan merapat ke arah bus  mendadak gaduh karena petugas di HCB (Harmoni Central Busway) tersebut berteriak bersamaan dengan dibukanya pintu bus menyampaikan bahwa bus  tersebut hanya sampai di Halte Indosiar.

Kegaduhan terjadi karena antrian penumpang  satu tujuan itu seakan dipecah secara paksa dalam hitungan singkat menjadi dua tujuan, yakni tujuan Kalideres dan tujuan Halte Indosiar.

Penumpang yang akan turun di  ruas koridor antara HCB Harmoni hingga Halte Indosiar  akan berusaha naik, sementara penumpang yang turun di ruas berikutnya tidak akan naik daripada dimuntahkan lalu mengantri kembali di Halte Indosiar untuk melanjutkan perjalanan, padahal bus yang akan ditunggu adalah bus yang datang dari arah HCB Harmoni juga.

Saat kejadian seperti itu berlangsung, penumpang tujuan Indosiar yang berada di bagian belakang akan teriak permisi sambil berusaha menerobos kerumunan penumpang  Kalideres yang tetap berdiri dan beruntung jika mampu menembus pagar betis tersebut.

Kejadian tersebut sering terjadi sekitar jam 7-an pagi. Saat saat di mana para karyawan dan mahasiswa  di sekitaran Halte Sumber Waras, Grogol, Jelambar dan Indosiar sedang bergulat dengan waktu menuju kampus dan tempat kerja masing masing. Mereka tidak akan menyia-nyiakan jika tersedia bus yang masih muat  daripada menunggu bus berikutnya yang tidak tahu kapan datangnya. Salah satunya dengan mencoba menerobos penumpang tujuan Kalideres yang jumlahnya bisa lebih banyak dan tetap bertahan berdiri.

Namun jika jumlah penumpang tujuan Indosiar yang lebih banyak maka penumpang Kalideres bisa terdorong, terjatuh, terseret bahkan bisa terdorong masuk ke dalam bus. Betapa mengerikan karena antara lantai bus dan lantai halte ada celah yang membuat orang bisa terperosok ke dalamnya.

Puncak dari kegaduhan itu terjadi saat penumpang sudah saling menyalahkan. Penumpang di depan menggerutu didorong paksa dari belakang, sedangkan penumpang dari arah belakang kesal merasa dihalang halangi masuk ke bus.

Kejadian tersebut juga mengacak antrian sebelumnya karena penumpang yang posisinya berada di belakang bisa menerobos kerumunan penumpang namun tidak akan naik bus. Penumpang tujuan Kalideres bisa berpura pura sebagai penumpang tujuan Halte Indosiar mencoba menerobos namun berhenti di pintu sehingga dari posisi belakang setelah kegaduhan yang berlangsung cepat itu sudah selesai, tiba tiba sudah berada di bagian terdepan.

Entah karena alasan teknis apa, setiap pagi saya hampir menemui kejadian ini. Yang saya tahu dalam rute koridor dan rute tambahan busway, tidak ada tujuan akhir Halte Indosiar.

Penumpang dalam ruang halte berhawa panas itu mungkin tidak menyadari bahwa  biang kegaduhan itu sebenarnya datang dari tata cara pengaturan penumpang oleh pihak Transjakarta.

Dalam keadaan normal saja sebenarnya kondisi di pintu masuk bus sangat rawan, karena kesesakan sering tidak bisa dihindari. Apalagi jika dalam kondisi sesak diatur dengan cara salah, maka semakin parah keadaannya.

Semoga menjadi masukan bagi Transjakarta, Busway

Saturday, July 25, 2015

Kepanikan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Saya langsung panik saat terbangun di rumah sepupu saya di Jalan Daeng Sirua Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam perjalanan saya dari Toraja ke Jakarta karena jam sudah menunjukkan pukul 05.30  padahal jadwal keberangkatan saya dengan pesawat  Lion Air  di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ke Bandara Soekarno - Hatta adalah jam 06.10. Waktu saya tersisa 40 menit sebelum take off. Saya ternyata ketiduran di saat saya seharusnya sudah bergegas ke bandara.  Mungkin karena saya kelelahan setelah sebelumnya menempuh perjalanan dari Toraja sekitar 8 jam. Setibanya di Makassar sayapun masih perlu ketemu dengan saudara di daerah Barabaraya. 

Rencana awal saya tidak ingin berlama lama berada di Makassar  karena saya membawa masakan khas Toraja, pa'piong. Pa'piong yang sering juga disebut piong adalah jenis masakan daging yang dicampur dengan aneka rempah dan sayuran, dicampur hingga merata lalu dimasak dengan dibakar di dalam bambu. Dengan mempersingkat sebisa mungkin lama perjalanan maka pa'piong tersebut dalam kondisi lebih baik saat tiba di Jakarta.

Sebenarnya dengan tiba malam di Makassar dan berangkat besok paginya sebenarnya sudah terhitung satu malam namun saya tidak ada lagi pilihan lain. Seharusnya saya berangkat malam dari Toraja (bus malam) dan sebelum masuk Kota Makassar saya bisa diantar langsung oleh bus tersebut ke bandara sehingga waktu tempuh dari Toraja ke Jakarta bisa sekitar 10 hingga 12 jam saja. Namun karena saya perlu ketemu saudara yang tinggal di Makassar maka jadwal keberangkatan Bus Litha yang saya pilih sudah merupakan pilihan yang paling tepat. 

Di Makassar  sendiri saya tidak menetapkan rencana akan menginap di rumah kerabat yang mana dari sekian banyak di Makassar karena saya tidak bermaksud untuk tidur malam itu justru karena takut bangun kesiangan. Biarlah saya berlelah lelah di perjalan lalu istirahat di Jakarta. Demikian rencana saya yang berani berencana tidak tidur semalaman karena pernah bekerja shift malam.

Bahkan saya sebenarnya ingin sekali ke Pantai Losari untuk menghabiskan waktu malam itu di Makassar, apalagi setelah objek wisata paling terkenal di Makassar itu sudah diperbaharui model dan konsepnya, saya ingin sekali tahu seperti apa kondisinya saat ini. Yang saya masih ingat tentang Pantai Losari dulunya adalah sisi jalan yang membentang di pinggir laut di mana trotoar jalan adalah bibir pantai sendiri. Pantai Losari mendapat julukan restoran terpanjang di dunia karena di sepanjang pantainya berjejer penjual makanan dan minuman khas Makassar seperti, sarabba, pisang epe', es pisang ijo, pallu butung, coto makassar, konro dan jenis makanan lainnya dengan harga merakyat. Benar benar sebuah wisata pantai yang asyik untuk nongkrong sekaligus dekat dari pusat Kota Makassar

Akan tetapi rasanya kondisi saya benar benar tidak memungkinkan untuk ke sana malam itu mengingat selain membawa pa'piong, saya juga membawa ole ole khas Toraja yakni Kue Toraja, deppa tori' (te'tekan), kopi Toraja, pammarrasan dan pangi yang sudah dikeringkan. Pammarrasan adalah olahan dari biji buah kluwek yang bisa jadi bahan campuran saat memasak ikan atau daging. Sedangkan pangi sendiri adalah daging dari buah kluwek. Jadi dari buah kluwek Orang Toraja bisa memanfaatkan daging buahnya beserta bijinya yang dua duanya bisa diawetkan untuk bisa disimpan lama dan begitu mudah dibawa ke tempat jauh sebagai ole ole. Pangi dan pammarrasan bisa dimasak dengan apa saja. Bahkan dengan pangi dan pammarrasan saja yang dimasak, akan menjadi makanan yang cukup enak. Apalagi jika dimasak dengan ikan atau daging. Jika pa'piong hanya bertahan beberap hari dan bisa diperpanjang dengan membakar ulang di atas api, beda dengan pangi dan pammarrasan kering, bisa disimpan berbulan bulan,

Setelah memutuskan untuk bermalam di rumah sepupu di Daeng Sirua , saya diantar oleh sepupu yang lain yang tinggal di daerah Daya' untuk sama sama bermalam di situ. Dari sepupu yang mengantar saya ini pula saya mendapatkan tiket lion air yang dijual online.di mana nomor booking sudah ada di ponsel saya. Malam menjelang dini hari dia sudah bersiap siap menonton bola di ruang tengah. Dalam hati saya pikir lumayan juga ikutan nonton sambil menunggu subuh lalu berangkat ke bandara. Dari situlah berawal saat saya membaringkan badan di depan tv dalam hitungan singkat saya ternyata tertidur lelap. Saudara sepupu saya juga yang mungkin lelah mengantar saya dalam Kota Makassar dengan kendaran motor ikut terlelap.

Di tengah tengah kepanikan setelah terbangun, saya terpaksa membangunkannya dari tidurnya  sambil meminta nomor telpon taksi. Kepanikan saya benar benar parah sampai salah tekan tombol untuk membuka. kunci tombol handphone yang karena terjadi kesalahan berulang ulang, ponsel tersebut tidak bisa digunakan untuk beberapa waktu. Saya tidak bisa menelpon dan untungnya ada taksi yang lewat depan rumah dan selasai satu persoalan, sudah dapat taksi dan sedang dalam perjalanan ke bandara.

Di dalam taksi kepanikan saya belum berakhir, masalahnya selain waktu sekitar 20 menit lagi, ternyata ponsel low end saya masih bermasalah dengana lock keypadnya. Saya tidak bisa membuka dan juga tidak tahu kondisi tersebut berapa lama berlangsung. Masalahnya nomor booking tiket ada di ponsel tersebut.
Posisi saya masih di taksi yang akan segera tiba di bandara, sedangkan saya tidak ada nomor booking tiket untuk ditunjukkan ke petugas tiketing. Untuk mengontak sepupu saya mengirim kembali nomor booking tersebut saya tidak bisa berbuat apa apa. Nomor kontak dia juga ada diponsel yang terkunci tersebut. Saya mencoba menggunakan ponsel lain dengan menggunakan facebook untuk meminta nomor booking, akan tetapi belum ada balasan hingga akhirnya taksi yang saya tumpangi tiba di bandara, yang berlokasi di Mandai', Maros tersebut. Waktu tersisa sekitar 10 menit lagi pesawat akan take off. Karena saya tidak ada solusi dengan masalah nomor booking yang hilang, saya tetap ke loket tiket dan menyampaikan kondisi saya apa adanya.

"Mbak, saya lima menit lagi berangkat, saya sudah bayar tiket dan sudah dapat nomor booking tetapi saya kehilangan nomor booking saya", penjelasan saya dalam keadaan terburu buru, namun terkesan mengemis tetapi juga wajib ditolong.

Petugas loket tersebut berpikir sejenak dan....

"Mana KTPnya", balasnya dengan ekspressi agak marah bercampur prihatin.

Saya serahkan KTP, dan saya memperhatikan nama saya sedang dicocokkan dengan daftar penumpang di layar komputernya, Nama saya memang ada sesuai nama KTP, tapi saya masih kuatir karena belum tentu petugas itu mau memberi tiket saya karena cara itu sudah tidak sesuai prosedur.

Saya terus memperhatikan gerak gerik petugas tiketing sampai saya menyaksikan tiket saya sudah dicetak.

"Kenapa datang terlambat", ucap petugas tersebut dengan sedikit nada marah saat tiket saya sudah selesai dicetak.

Saya mencoba bertahan untuk diam sambil menunggu tiketnya diserahkan karena rasanya saya tidak bisa membela diri atas dua kesalahan saya, telat datang dan tak punya nomor booking.

Setelah meninggalkan loket tiket,  waktu tersisa semakin singkat. Saya melewati security chek, cek in dan bagasi, boarding pass kayak seorang pelari yang mendekati garis finish sambil memperhatikan arah penunjuk jalan ke ruang runggu. Bisa fatal juga kalau saya salah belok jalan dengan sisa waktu yang semakin singkat. Namun akhirnya sampai juga saya dengan nafas terengah engah. Saat saya mencoba memastikan apakah kelompok orang di waiting room tersebut satu penerbangan dengan saya tiba tiba dari speaker diinformasikan bahwa penumpang dengan nomor penerbangan seperti yang tertera di tiket saya dipersilahkan masuk le pesawat. Dalam hati, saya hanya bisa berucap, Engkau dashyat Tuhan, selanjutnya.saya mohon penyertaanMu dalam penerbangan saya ke Jakarta.

Beberapa saat setelah landing di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, kakak saya dari Toraja yang membuat dan mengepack pa'piong tersebut menelpon, selain mencari tahu kabar saya kalau sudah tiba dengan selamat, juga menanyakan tentang pa'piong yang memang sempat kami kuatirkan, bagaimana jika tidak diloloskan dalam security chek di bandara.

Saya baru sadar, ternyata kepanikan saya di bandara membuat saya lupa kalau sebelumnya  saya mengkuatirkan akan nasib pa'piong tersebut, lolos atau tidak saat security chek. Saya sendiri tidak tahu apakah pa'piong tersebut lolos karena barang tersebut secara prosedure memang tidak masalah atau apakah lolos karena petugas bandara tidak berkesempatan atau tidak kepikiran memeriksa detail barang bawaan saya karena saya tampak sangat panik dan terburu buru. Entahlah. Yang jelas saya sudah tiba di Jakarta dengan selamat lengkap dengan barang bawaan saya.

Thursday, July 16, 2015

Saldo Hilang Di Rekening

Saya tersentak kaget saat mengetahui kalau saldo saya telah berkurang padahal tidak berhasil menarik uang tunai di ATM Bank BTN. Hari itu sebenarnya saya bermaksud menarik uang dari Rekening BCA saya sejumlah Rp 1.000.000, namun seluruh ATM BCA di Kantor Cabang Cileungsi dalam keadaan kosong (Cash Out). Dengan terpaksa saya bermaksud melakukan penarikan  di ATM BTN berlogo "ATM BERSAMA". Informasi yang muncul di monitor ATM BTN saat saya menunggu uangnya keluar adalah "maaf transaksi gagal"

Pengalaman transaksi gagal sebenarnya sudah sering saya alami, dan tidak pernah mengurangi saldo saya. Sehingga kejadian tersebut saya anggap hal biasa dan mencoba mencari ATM bank lain di kompleks ruko Cileungsi Trade Center (CTC) yang terletak di Jalan Raya Narogong tersebut.

Saya menemukan ATM Mandiri dengan logo "ATM BERSAMA" dan berhasil menarik uang tunai sebesar satu juta. Namun saat membaca saldo akhir di struk ATM Mandiri tersebut baru saya kaget karena saldo akhir menunjukkan kalau ada pengurangan lain sebesar 1.000.000 sebelumnya. 
Kecurigaan saya langsung pada kejadian di ATM BTN. Dan benar, setelah login ke internet banking klik BCA ternyata ada dua kali penarikan masing masing sebesar Rp. 1.000.000. Penarikan pertama di Bank BTN yang saya tidak dapatkan fisik uangnya dan penarikan kedua di ATM Mandiri yang berjalan normal.

Saya langsung menelpon Halo BCA dan dengan detail customer Halo BCA menanyakan seluruh kronologis kejadian. Halo BCA berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut paling lambat 20 hari. Artinya bagi saya uang tersebut bisa kembali kurang dari 20 hari. BCA akan melakukan investigasi atas laporan saya. Artinya pula bahwa nasib uang saya tergantung hasil investigasi tersebut. 

Kekuatiran saya akan nasib uang tersebut disebabkan oleh pengalaman saya sendiri yang pernah bekerja di perusahaan rekanan/vendor bank dalam pengelolaan ATM (red Vendor ATM). Sebagian besar ATM terutama di kota kota besar tidak dikelola langsung oleh bank yang bersangkutan tetapi oleh Vendor ATM. Beberapa perusahaan Vendor ATM yang cukup besar di Jabodetabek dan kota kota besar lainnya di Indonesia di antaranya :

PT G4S ( Formerly securicor)
PT KEJAR
PT ARMORINDO
PT TAG
PT NPN
PT Certis (Formerly Ciscomas)


Dari pengalaman bekerja selama 10 tahun pada Divisi Cash Processing (CPC) perusahaan Vendor ATM, ada sedikit pengetahuan saya tentang uang nasabah yang terkadang tersangkut di dalam mesin. Sehingga bayangan saya, betapa rumit jalan yang harus dilalui oleh uang tersebut untuk kembali ke dalam rekening saya. 

Selain karena ATM tidak dikelola langsung oleh Bank yang bersangkutan, hal lain yang cukup memberatkan adalah masalah tersebut terjadi bukan di ATM BCA di mana rekening saya berada.

Dengan demikian jalur yang harus ditempuh oleh uang saya tersebut untuk kembali ke rekening saya kurang lebih seperti urutan berikut :

Vendor ATM
Bank BTN
Bank BCA
Rekening Nasabah

Pada Vendor ATM, divisi yang terlibat langsung dengan uang tersebut adalah Divisi Cash Processing Centre (CPC) 

CPC adalah divisi yang menangani langsung perhitungan fisik uang yang dimasukkan ke dalam ATM. CPC menerima uang dari bank dalam bentuk bal, lalu menghitung, menyortir dan mendistribusikan uang tersebut ke dalam kaset ATM (kotak uang dari ATM). Kaset kaset yang sudah terisi uang inilah yang di bawa ke lokasi lokasi ATM oleh petugas (custodian) dengan dikawal oleh polisi bersenjata. Kaset tersebut ditukar dengan kaset di ATM yang akan segera habis isinya. Pengisian uang ke ATM tidak boleh menunggu sampai isi ATM habis tetapi harus segera diisi setelah sisa uang akan segera habis untuk menghindari ATM dalam keadaan kosong. Sisa uang dalam kaset ATM akan dibawa custodian ke CPC untuk dihitung sisanya.

Dari proses perhitungan sisa uang di mesin yang sering diistilahkan dengan reconcile (rekonsiliasi) itulah akan muncul kelebihan uang. Sisa fisik uang dalam ATM dalam kondisi normal akan sama dengam jumlah yang tertera dalam data electronic (data electronic journal = Data EJ). Data EJ berisi record seluruh transaksi yang terjadi di ATM tersebut termasuk informasi sisa uang yang ada di ATM. Data EJ yang diambil dari mesin akan dicocokkan angkanya dengan jumlah fisik uang. Jika sudah sama maka proses rekonsiliasi untuk satu ATM dianggap selesai. Namun jika ternyata berbeda maka akan diberlakukan prosedur khusus untuk memastikan adanya selisih, baik selisih kurang ataupun selisih lebih. Vendor kemudian menerbitkan berita acara tentang selisih tersebut ke bank pemilik ATM.

Kemunculan uang lebih tersebut bagi bank bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan.

Kemungkinan Pertama : Ada salah perhitungan saat dilakukan pengisian. Kemungkinan ini sebenarnya sangat kecil karena seharusnya balancing di CPC Vendor ATM akan memunculkan selisih kurang pada penutupan laporan pada hari pengisian ATM tersebut. CPC Vendor akan melacak keberadaan uang tersebut pada hari itu juga jika terjadi selisih kurang.

Kemungkinan Kedua : Ada uang yang tersangkut di dalam ATM tersebut pada pengisian sebelumnya karena ada persoalan mekanik mesin. Kemungkinan ini cukup besar dan sering terjadi. Sebuah mesin ATM pada rekonsiliasi sebelumnya terjadi selisih kurang namun pada rekonsiliasi berikutnya terjadi selisih lebih. 

Kemungkinan Ketiga : Uang lebih tersebut adalah uang nasabah.  Kejadian yang saya alami masuk dalam ketegori ini. Dengan adanya media link antar bank seperti "ATM Bersama" maka kemungkinan ketiga ini juga bisa rumit bagi bank pemilik ATM tersebut karena uang lebih bisa jadi adalah milik nasabah Bank lain.
Jadi bisa dibayangkan banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi dengan kemunculan uang lebih tersebut.

Dengan demikian bank yang mendapati uang lebih di ATMnya akan memantau kondisi mesin ATM tersebut. Bisa saja ada masalah teknis baik di sistem mekanik ataupun di sistem perangkat lunaknya. Bank juga akan menunggu laporan dari vendor jika ada masalah di CPC nya. Jika tidak ada informasi seperti ini yang masuk ke bank maka uang tersebut kemungkinan adalah milik nasabah bank yang bersangkutan dan juga nasabah bank lain. Adanya pelaporan dari nasabah yang tidak mendapatkan uang cash saat penarikan di ATM akan menjadi informasi yang akan sangat memudahkan bank melakukan investigasi. Investigasi dari bank akan memastikan sumber dari mana uang tersebut berasal untuk dikembalikan kepada pemilik yang sebenarnya. 

Pada minggu minggu berikutnya saya menanyakan kembali ke Halo BCA beberapa kali tentang uang tersebut dan pada hari ke 18 saya mendapatkan transferan uang dari BCA sebesar Rp. 1.000.000. Selain karena lega uang tersebut akhirnya kembali, saya juga dapat menyimpulkan bahwa seluruh proses yang dilewati uang tersebut berjalan benar. Saya berterima kasih banyak kepada Bank BCA, Bank BTN, Vendor Bank BTN (Kalau Ada). 
Walaupun sempat menemui ATM BCA dalam kondisi kosong, akan tetapi bisa memahami karena pada tanggal tersebut adalah tanggal gajian. Demikian pula dengan para Customer Service di Halo BCA atas pelayanannya saya banyak berterima kasih.
Saya juga berterima kasih kepada Bank BTN yang walaupun kejadian tersebut terjadi di ATM BTN namun saya bisa pahami kalau merek merek mesin yang digunakan oleh Bank Bank di Jabodetabek sebenarnya memiliki kesamaan dengan Bank bank lainnya.
Catatan tambahan dari saya mengenai merek mesin yang bermacam yang digunakan oleh Bank seperti :
NCR
Diebold
Ho Syung
Wincor

Bank bank di Jabodetabek hampir menggunakan seluruh merek di atas. Satu bank bisa menggunakan hampir semua merek di atas. Jadi pada prinsipnya kualitas perangkat yang digunakan oleh bank bank sebenarnya tidak ada perbedaan dengan bank bank lain. 
Tip yang bisa saya bagikan sehubungan dengan masalah yang saya alami di atas untuk meminimalkan resiko dan juga untuk mempercepat penyelesaian jika sekiranya hal itu terjadi :
Hindari penarikan sekaligus dalam jumlah yang besar. Pada kasus yang saya alami dengan bermaksud menarik 1 juta maka saat timbul persoalan di ATM maka saya bermasalah dengan uang sebesar 1 juta. 
Sekiranya saya memecah uang tersebut dengan dua kali penarikan (500.000 & 500.000) maka pada penarikan 500.000 pertama terjadi masalah, saya tidak mungkin melanjutkan transaksi kedua. Artinya saya hanya bermasalah dengan separuh uang yang saya akan tarik. Semakin kita memecah besarnya penarikan dengan jumlah yang lebih kecil maka resiko juga semakin kecil.
Jangan segan, atau malu meminta kepada bank atau melaporkan jika kasus ini terjadi. Bank akan sulit mengetahui penyebab muculnya kelebihan di ATM jika tidak dibantu dengan laporan dari nasabah yang kehilangan uangnya. Jika nasabah merelakan, entah karena malas atau tidak punya waktu, maka status uang tersebut akan menjadi uang lebih.

Tuesday, April 14, 2015

Upacara Kematian di Toraja (antara Tradisi dan Ritual)


Upacara kematian (rambu solo') di Toraja, Sulawesi dengan memotong kerbau dan babi dalam jumlah yang melewati batas wajar sebenarnya sudah keluar dari kaidah aluk to dolo, aliran kepercayaan di Toraja yang adalah pemilik asli upacara rambu solo'.

Walaupun bisa dipahami kalau pemeluk agama modern tidak tunduk lagi di bawah kaidah aluk to dolo  namun sebagai tradisi yang diwariskan dari aluk to dolo maka kaidah asli rambu solo' akan besar kecilnya pesta seharusnya menjadi pertimbangan serius saat para penganut agama modern mencoba mempertahankan rambu solo' sebagai tradisi, bukan sebagai ritual.

Rambu solo' adalah ritual bagi aluk to dolo. Pemotongan sejumlah kerbau dan babi merupakan puncak dari ritual untuk menghantar arwah dari yang telah meninggal ke puya, surga dalam versi aluk to dolo. 

Sehingga jika pemeluk agama modern melakukan pemotongan hewan dengan menyelenggarakan pesta maka dipastikan kalau penyembelihan hewan tersebut  bukan sebagai korban penghantar sang arwah ke puya tetapi hanya untuk dikonsumsi oleh kerabat yang datang melayat (tongkon). Saya lebih suka menyebutnya cukup dengan istilah yang mungkin lebih tepat yakni : Pesta orang mati karena istilah rambu solo' mengandung makna ritual penganut kepercayaan aluk to dolo.

Rambu dalam bahasa Toraja selain berarti asap dalam bahasa sehari hari juga bermakna persembahan. Rambu solo' secara harafiah adalah asap turun. Sedangkan rambu tuka' adalah asap naik yakni upacara yang mengandung unsur kegembiraan dan kesukaan seperti acara pernikahan dan pentabisan rumah Tongkonan. Perbandingan dari dua upacara ini menandakan betapa rambu solo' adalah sebenarnya murni kesedihan. 

Perbedaan makna dari pesta orang mati zaman modern dengan ritual rambu solo' aluk to dolo inilah yang selalu menjadi polemik dalam realita kehidupan masyarakat Toraja. Rambu solo' aluk to dolo diatur kuat oleh kaidah ritual sedangkan pesta orang mati zaman modern terlepas dari aturan tersebut. Pesta orang mati zaman modern tidak diikat oleh kaidah mendasar.  Bahkan yang muncul adalah perdebatan masih perlu tidaknya upacara tersebut diselenggarakan. Hal ini tampak dari munculnya perbedaan pandangan dalam gereja gereja aliran Protestan. Sebagian gereja menolak keras, sebagian masih toleran dan sebagian lagi tetap melangsungkannya.

Pesta orang mati zaman modern yang tidak terikat oleh kaidah aluk to dolo tersebut perlahan telah menemukan tradisinya tersendiri. Tradisi baru mulai perlahan terbangun seiring dengan semakin bertambahnya pemeluk agama modern di Toraja  yang dimulai oleh masuknya Injil 100 tahun silam. Tradisi tersebut kini dilanjutkan bahkan diturunkan ke generasi berikutnya yang semakin tidak mengenal kepercayaan aluk to dolo. Nyanyian duka badong hanyalah formalitas dan bumbu pesta tanpa mempersoalkan doa doa apakah yang sedang diucapkan dalam badong tersebut. Sementara kesedihan dan air mata hanya akan tampak di hari penguburan setelah melewati pesta beberapa hari. 

Tradisi pesta raksasa modern ini semakin menemukan ruangnya tersendiri di saat tingkat kekuatan ekonomi masyarakat mengalami pergeseran. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pekerjaan, serta tradisi merantau orang Toraja melahirkan banyak orang orang yang kuat secara ekonomi yang mampu menyelenggarakan pesta berskala besar. Pemotongan sejumlah hewan yang menjadi ukuran besar kecilnya sebuah pesta sangat ditentukan oleh kekuatan dana sang pemilik pesta di mana bantuan langsung dalam hitungan sejumlah kerbau dan babi akan mengalir pula mendatangi pesta sebagai bantuan balasan pada yang meninggal yang giat membantu upacara upacara adat teman dan kerabatnya semasa hidupnya.

Dalam kaidah aluk to dolo, rambu solo' dengan tingkatan tertinggi adalah sapu randanan. Jumlah kerbau yang disembelih dalam upacara sapu randanan adalah minimal 24 ekor di mana penentuan kategori upacara didasari oleh status sosial dari yang meninggal. Satu tingkat di bawah sapu randanan adalah ba'tan tallang. Ba'tan tallang adalah rambu solo' dengan menyembelih minimal 7 ekor kerbau. Ada pula rambu solo' yang hanya menyembelih beberapa ekor babi. Dan yang paling kecil adalah pessiliran. Pessiliran adalah penguburan bayi di batang pohon yang hidup. 

Informasi yang saya berikan sebenarnya sangat minim namun setidaknya bisa memberi sedikit gambaran sebagai perbandingan dengan pesta orang mati modern yang menyembelih hingga ratusan ekor kerbau dengan lebih didasari oleh kemampuan ekonomi.

Tuesday, February 3, 2015

Kehidupan Kota Tua Batavia

Pelataran Fatahillah
Malam mulai larut ketika saya memesan secangkir kopi di pelataran Museum Fatahillah Kota Tua Batavia. Selembar tikar telah digelar sang penjual di atas ubin pelataran museum yang dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta tersebut. Ratusan orang masih lalu lalang. Ada yang sedang berjualan, ada yang sedang mengamen, ada yang sekedar jalan-jalan, ada yang asyik berfoto bahkan berselfi ria.

Sementara sebagian lainnya mengambil pilihan seperti saya, mencari salah satu tikar terdekat dari sejumlah tikar para penjual yang sudah digelar hampir memenuhi seluruh pelataran sambil memesan minuman, mie instan, dan aneka makanan ringan yang murah meriah sambil duduk bersila dan sekali sekali selonjorkan kaki.

Kawasan Kota Tua merupakan kompleks bangunan tua. Selain Museum Fatahillah, ada pula Museum Keramik, Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Pelabuhan Sunda Kelapa dengan Museum Baharinya serta gedung gedung tua lainnya yang masih dijadikan kantor dan beroperasi seperti biasa. Sebut saja Gedung tua Bank BNI di Jalan Lada, Kantor PT Pos Indonesia dan Kantor Imigrasi yang sepelataran dengan Museum Fatahillah. Ada juga gedung gedung tua tak berpenghuni yang seramnya kadang membuat merinding.
Museum Bank Mandiri
Setiap sudut Kota Tua tak akan dibiarkan kosong oleh para pengunjung dengan duduk berkelompok bercakap cakap, dari obrolan yang tampak serius hingga yang bercanda sebebas-bebasnya  di ruang beratapkan langit itu.

Di sisi timur, utara dan barat pelataran Fatahillah tersedia aneka makanan Nusantara. Jika kita berjalan sedikit ke arah barat melewati satu deretan gedung maka kita akan menemui deretan panjang penjual makanan, minuman, sandal, sepatu, baju dan lain lainnya yang membentang di bantaran timur Kali Besar dari seberang Toko Merah di selatan hingga Terminal Kota Tua di ujung Jembatan Kota Intan di utara.
Pesona Kali Besar yang airnya memantulkan cahaya lampu dan yang terus ditingkatkan kebersihannya juga mengundang banyak pengunjung nongkrong sambil makan di Bantaran Kali Besar di tikar dalam apitan deretan gerobak dan badan kali. Asyik juga menikmati makanan sambil menikmati semilir angin yang lebih sejuk dibanding suhu di Pelataran Fatahillah.
Jembatan Kota Intan yang dulunya adalah gerbang masuk keluarnya kapal di mana saat ini menjadi salah satu titik yang sangat menarik dari Kota Tua karena dihiasi dengan lampu warna warni dan selalu ramai dikunjungi.

Sejarah Jakarta menjelaskan bahwa Kali Besar dulunya merupakan jalur penting perdagangan di mana kapal kapal yang bersandar akan masuk ke pusat  bisnis dan pemerintahan yang kini tak lain adalah Kompleks Kota Tua dan sekitarnya.

Ada banyak jalan untuk masuk ke kompleks Kota Tua ini. Kompleks Kota Tua saat ini adalah bagian tertua Batavia sehingga kawasan di sekitarnya adalah wilayah pengembangan kota saat itu. Tak heran jika kita juga akan banyak menjumpai bangunan bangunan tua di sekitar kompleks Kota Tua yang masuk kategori cagar budaya seperti Gedung Arsip di Jalan Gajah Mada, Gereja Sion di Jalan Jayakarta dan lainnya. Mungkin inilah sebabnya sehingga tidak ada pagar pembatas apalagi loket pembayaran yang harus dilewati untuk sampai ke pelataran Fatahillah yang merupakan titik paling ramai di kawasan ini. Kita bebas masuk dan menyusuri setiap jalan dan lorongnya tanpa dikenakan biaya. Jika kita masuk ke dalam museum barulah kita harus membeli tiket masuk yang lagi lagi dijual murah bahkan lebih murah dari makanan ringan pedagang kecil.

Menjelang sore hari museum museum tersebut ditutup namun pengunjung semakin  ramai di malam hari menikmati nuansa masa lalu di sela sela gedung gedung tua yang terus menerus direhabilitasi tanpa merubah arsitektur aslinya.

Tanpa terasa isi gelas saya semakin berkurang dan entah kapan dimulainya saya setengah menyadari kalau saya sedang mengobrol dengan sang pedagang tersebut. Cerita tentang suka dan duka mengais rezeki di kompleks pusat kota masa lalu itu seperti tak ingin disimpannya sendiri. Ceritapun sambung menyambung,  mulai dari kepanikan jika hujan mendadak mengguyur hingga perilaku para tamunya dari tamu yang menyenangkan hingga tamu yang membuatnya tidak nyaman bahkan menganggu jualannya.

Pancaran sinyal kuat wifi gratis dari kantor PT Pos Indonesia membuat saya semakin sulit untuk beranjak sambil sekali sekali mengamati orang orang. Siapa sajakah mereka, gumam hati saya.

Yang lumayan banyak tentu masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah tersebut yang menjadikan Kota Tua bagai halaman rumah sendiri menunggu kantuk baru pulang ke rumah mereka untuk tidur.

Ada juga sebagian orang yang rumahnya jauh namun perjalanan pulang melalui kawasan ini. Tersedia parkiran yang cukup luas dan tidak jauh dari pusat keramaian. Selain itu Kawasan Tua juga dilewati macam macam angkutan kota bahkan ada yang beroperasi 24 jam seperti Angkot M12 Senen - Kota dan Angkot M08 Tanah Abang - Kota. Kawasan Kota Tua juga dikelilingi tiga halte busway yakni Halte Stasiun Kota Koridor 1 yang beroperasi 24 jam, Halte Kalibesar Koridor 12 arah ke Pluit dan Halte Fatahillah Koridor 12 arah Tanjung Priok. APTB rute Kota - Ciputat juga kadang melewati ketiga halte tersebut sebelum balik arah ke Ciputat.

Satu lagi sarana transportasi yang masih merupakan warisan Belanda adalah Stasiun Kereta Beos. Stasiun kereta dengan konstruksi gedung yang tak lapuk oleh zaman ini juga merupakan bagian dari Kota Tua. Semakin nyamannya layanan dari Commuter Line membuat kawasan Kota Tua juga seakan mendapat tumpahan pengunjung pemakai jasa kereta api dengan jaringan rel Jabodetabek ini. Para pekerja dari wilayah Bekasi, Bogor, Depok dan Tangerang juga sebagian akan singgah sejenak melepas penat di Kota Tua sambil menunggu penumpang commuter line sepi.

Selain kondisi jalan, lorong, emperan dan pelataran yang menarik untuk diceritakan, ada pula tempat yang menarik tentunya di dalam gedung gedung tua itu sendiri.

Misalnya Museum Fatahillah dengan perbendaharaan koleksi mencapai 23.500 buah. Yang sangat terkenal adalah Patung Hermes dan Meriam Si Jagur yang dipajang di Taman Dalam Museum Fatahillah bahkan taman dalam tersebut bisa dijadikan tempat resepsi pernikahan.

Di halaman dalam Museum Keramik juga kita bisa menjumpai taman yang cukup luas dengan vertikal gardennya yang ditanami aneka tanaman hias. Di halaman dalam Museum Wayang juga terdapat ruang terbuka dengan taman yang memajang nama nama orang penting yang berkaitan dengan sejarah gedung tersebut.

Sungguh tidak akan pernah habis cerita tentang kota masa lalu ini. Selain karena keindahan fisik tata kota serta bangunannya, terlebih lagi karena cikal bakal Jakarta ini menyimpan sejuta sejarah kehidupan dari masa ke masa.

Kenapa Dengan Film Filosofi Kopi 2 ?

Berita kehadiran Luna Maya di Toraja yang  menyebar lewat situs dan jejaring sosial, berkembang seakan-akan memberitakan bahwa ada film ...