1

Monday, January 16, 2017

Taman Konservasi Hutan Mangrove PIK

Rumah Peristirahatan Taman Konservasi Mangrove PIK

Taman Konservasi Hutan Mangrove PIK (Pantai Indah Kapuk), merupakan salah satu surga wisata yang sepertinya belum begitu dikenal. Padahal cukup mudah menjangkau lokasi ini. Bahkan cara termudah sampai ke tempat ini cukup dengan menumpang Transjakarta. Tempat ini dilewati oleh Rute Busway Monas - PIK. Artinya hanya seharga tiket busway kita sudah sampai ke lokasi ini. Silahkan turun di tempat pemberhentian Gedung Buddha Tzuci, karena dari sebelah gedung nan megah berarsitektur China itulah jalan masuk ke kawasan dengan udara pantai yang sejuk ini. Pulangnya jangan kuatir, walaupun pemberhentian Buddha Tzuci adalah halte satu arah, namun saat kita keluar dari gerbang kawasan hutan bakau ini, angkot merah U11 sudah menunggu dan siap mengantarkan ke Pasar PIK, tempat awal pemberangkatan Rute Balik PIK - Monas.

Gazebo Taman Konservasi Hutan Mangrove PIK

Gazebo dengan tiang tertancap di dasar peraian hutan Mangrove

Tarif masuk cukup 25.000 per orang. Hati-hati di pos pemeriksaan karena kamera tidak dibolehkan masuk. Akan tetapi ponsel jenis apapun boleh.

Kawasan ini cukup luas untuk dijelajahi. Meniti di atas jembatan-jembatan kayu, silih berganti dengan jalanan di bawah pohon nan rindang, Hawa panas pantai hampir tak terasa bak tenggelam dalam hijaunya daun-daun mangrove.


Hutan Bakau PIK
Hutan Mangrove PIK

Pengunjung Hutan Mangrove PIK sedang berselfi ria

Deretan saung, gazebo dan bangunan bangunan kayu lainnya yang artistik menambah eksotisnya tempat ini. Keseluruhan kawasan bisa disaksikan dari atas menara yang berdiri di tengah-tengah kawasan yang berdekatan dengan pantai dan pulau yang sedang direklamasi`


Tampak Pulau Reklamasi dari Taman Mangrove PIK


Bagi para pencinta lingkungan bisa juga turut serta melestarikan Hutan Mangrove ini dengan menanam bakau. Tampak pohon-pohon yang baru tumbuh dengan nama penanamnya.

 Kita juga bisa bebas nongkrong di atas rumah panggung yang ditopang tiang-tiamg yang tertancap di dasar air hutan mangrove ini. Mungkin rumah-rumah kayu sengaja disiapkan bagi para pengunjung jika terjadi hujan saat menjelajahi kawasan ini. Ada juga food court dengan ruang makan berupa gazebo-gazebo.

Selain menjelajah lewat jalan dan jembatan, kita juga bisa menjelahi hutan mangrove ini dengan speed boat dan perahu. Dengan merogoh kocek 300.000 untuk maksimal 6 orang. 400 ribu untuk maksimal 8 orang, kita akan diantar mengelilingi kawasan ini. Yang lebih murah adalah perahu kayu tanpa mesin dengan dikemdikan sendiri dengan biaya sebesar Rp 100.000. 


Makale City

Lakipadada Statue Makale Tana Toraja
This is Makale. One part of Makale City is a little lake. Makale is capital city of Tana Toraja District. This place located at side of the road of Trans Sulawesi. Makale is fisrt City in Toraja we'll find when we take a trip from Makassar. After Makale we'll find Rantepao City

Appear on picture a statue of Lakipadada. Lakipadada is a figure in Toraja folklore. He was adventure found how to make himself not dead. His name be a name of biggest hospital in Tana Toraja, Lakipada Hospital (Rumah Sakit Lakipadada)

Besides Lakipadada Statue, appear on lake side people's representatives of Tana Toraja Catolic Curch
Makale City

At the others side, appear a church on a mount. The church is Toraja Church (Gereja Toraja). Majority of Toraja Community are congregational of Gereja Toraja and Catolic Church.

Makale City Tana Toraja

Makale is a center of tourism event in Tana Toraja. On December last year (2016), Lovely Toraja Event be concentrated in Makale exactly at this place.
Makale City Tana Toraja

Sunday, January 15, 2017

Alang


Alang Toraya (Toraja Granary)
Sit on this place, see the paddy field, mount and feel the wind blowing. So fresh, caused by Toraja is a cool natural.This is granary. In Bahasa Indonesia said "lumbung padi" and in Toraja said "alang". Alang just not to save paddy, but at the bottom look like on the picture,  alang is a place to relax like a gazebo. 

More, alang also a complement of tongkonan building. Alang is smaller building similar with tongkonan building that standing in the yard of tongkonan.

If one time, the big family of tongkonan organize an event in tongkonan, alang be VIP room for a laeader and/or people that have first casta can sit on alang. So, people can see and know who is sitting there.
alang - lumbung Toraja - Toraja granary

This alang using roof with bamboo but use cover by zinc material. The origin alang not use modern material. The origin alang just use bamboo for roof and wood for body of alang. Not use nail and iron.

Alang Toraja - lumbung padi -Toraja Granary
This is alang see from south. Appear the little door like a window. Same like tongkonan building alang also standing with the body extend froam north to south.
Alang Toraja - lumbung padi -Toraja Granary
This is the attic of alang



Saturday, January 14, 2017

Story of Tongkonan Wall

The wall of tongkonan (Toraja house) filled with carving. The wall dominate by black colour as canvas colour and the colour of carving consists of red, yellow and white. The black colour taken from plant and the three colour red, yellow and white taken from glebe.




The carving just not a wall decoration but have meaning for every carving.  The owner of tongkonan never paint they wall out of the rule of tongkonan wall. Every tongkonan have carving same with all of tongkonan in Toraja.

The meaning of the carving is a important thing. The fact that making tongkonan carving never made with new or different from the others

Try to see the picture below. The carving be sorrounded is pa'tedong. Tedong is buffalo in Toraja. Pa'tedong carving is about tedong. Tedong is an animal that have highest value in Toraja. Tedong is medium of exchange to buy land and others`






So, if the wall filled by carving, how much story be contained at tongkonan wall

Kenapa Dengan Film Filosofi Kopi 2 ?

Berita kehadiran Luna Maya di Toraja yang  menyebar lewat situs dan jejaring sosial, berkembang seakan-akan memberitakan bahwa ada film ...