Menjelang maghrib di saat lampu lampu di sepanjang bantaran Kali Besar Kota Tua mulai menyala saat saya sedang duduk menghadap Kali Besar tiba tiba tampak di depan mata saya sampah sampah yang lumayan banyak terapung bergerak terbawa air kali. Saya cukup kaget walaupun saya tahu kalau memang Kali Besar sama saja dengan sungai yang lain yang ada di Jakarta yang akrab dengan sampah namun ternyata sampah sampah di kali pun ternyata ada saat saat di mana jumlahnya mencapai puncaknya. Kali Besar pun sepanjang hari mengeluarkan bau yang tidak sedap karena sampah. Sumber utama dari segala yang membuat Kota Tua jorok sebenarnya datang dari Kali Besar yang konon pada zaman Belanda merupakan pasokan air minum. Kota Tua juga jika dibandingkan dengan tempat wisata lainnya jauh lebih semrawut. Kota Tua diperlakukan seperti jalan jalan raya di Jakarta yang dibiarkan berhias sampah selama aktifitas masih berjalan. Baru setelah bersih dari pedagang kali lima pasukan petugas kebersihan kota dikerahkan yakni saat sejenak Kota Tua sepi pengunjung.
Namun faktanya kejorokan Kali Besar tidak berpengaruh pada sekian banyak pengunjung yang menghabiskan waktunya di Kota Tua dengan duduk berlama lama di bantaran Kali Besar.
Namun faktanya kejorokan Kali Besar tidak berpengaruh pada sekian banyak pengunjung yang menghabiskan waktunya di Kota Tua dengan duduk berlama lama di bantaran Kali Besar.
No comments:
Post a Comment