Nuansa artistik begitu terasa jika menginjakkan kaki di Kota Tua Batavia. Sebut saja Gedung Museum Fatahillah yang merupakan bekas Balai Kota Jakarta. Ada juga gedung gedung yang sangat artistik di pinggir Kali Besar. Gedung gedung ini pastinya adalah gedung yang megah dan indah pada masa lalu di saat Kawasan Segitia Emas dan sekelasnya mungkin masih merupakan rawa atau hutan.
Panorama masa lalu ini sepertinya sudah menyebar dan melekat di hati para fotografer yang tak lain adalah wisatawan lokal yang panen objek pemotretan di setiap sudut Kota Tua. Setiap saat selalu tampak rombongan fotografer lengkap dengan peralatan dan foto modelnya. Setiap tempat di Kota Tua bisa menjadi latar pemotretan mereka.
Demikian pula dengan para pelaku sinema baik itu sutradara, kameramen hingga pemain cukup akrab dengan Kawasan Kota Tua sebagai lokasi syuting. Ada pula kelompok seniman lain walaupun kelasnya agak berbeda yakni pengamen yang jumlahnya lumayan banyak terutama di malam hari setelah turun dari kereta dan mengaso sejenak sambil sekali sekali mencari objek ngamen di sela sela kompleks Kota Tua.
Ada pula seni yang saya kurang senangi yakni seni menggambar di bagian tubuh tertentu alias tato. Para penawar jasa tato biasanya menggelar tikar di halaman Museum Fatahillah.
Layanan seni yang agak formal adalah pagelaran wayang yang jadwalnya dapat kita lihat di halaman Museum Fatahillah.
Panorama masa lalu ini sepertinya sudah menyebar dan melekat di hati para fotografer yang tak lain adalah wisatawan lokal yang panen objek pemotretan di setiap sudut Kota Tua. Setiap saat selalu tampak rombongan fotografer lengkap dengan peralatan dan foto modelnya. Setiap tempat di Kota Tua bisa menjadi latar pemotretan mereka.
Demikian pula dengan para pelaku sinema baik itu sutradara, kameramen hingga pemain cukup akrab dengan Kawasan Kota Tua sebagai lokasi syuting. Ada pula kelompok seniman lain walaupun kelasnya agak berbeda yakni pengamen yang jumlahnya lumayan banyak terutama di malam hari setelah turun dari kereta dan mengaso sejenak sambil sekali sekali mencari objek ngamen di sela sela kompleks Kota Tua.
Ada pula seni yang saya kurang senangi yakni seni menggambar di bagian tubuh tertentu alias tato. Para penawar jasa tato biasanya menggelar tikar di halaman Museum Fatahillah.
Layanan seni yang agak formal adalah pagelaran wayang yang jadwalnya dapat kita lihat di halaman Museum Fatahillah.
No comments:
Post a Comment